Miris! Gedung SDN 1 Batu Badak seperti tidak terurus, kemana anggaran perawatannya.

Lampung Timur,Buktipetunjuk.idBerdasar aturan dan Juknis Dana Bos, setiap sekolah baik di tingkat Dikdas maupun Dikmen di alokasikan anggaran untuk perawatan gedung di masing-masing sekolah.

Anggaran perawatan gedung tersebut wajib direalisasikan oleh kepala sekolah setiap pencairan dana BOS, dengan cara bertahap atau pertermin sesuai Arkas yang diajukan di masing-masing sekolah ke pemerintah pusat.

Namun, hasil cross chek dan investigasi LSM dan awak media di SDN 1 Batu Badak, Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur pada Kamis (07/09/2023), melihat ada ke janggalan.

Kondisi sekolah terlihat miris seperti tak pernah ada perawatan hingga banyak kerusakan. Pada bagian plafon tampak triplek nya sebagian jebol, terkelupas dan dinding kusam seperti tidak pernah ada pengecetan atau perawatan.

Saat hendak dikonfirmasi, Kepala SDN 1 Batu Badak sedang tidak ada di sekolah. Ada yang bilang, selaku Kepala Sekolah, Yakup kemarin masuk sekolah. “Kemaren masuk tapi hari ini gak masuk mas,” kata salah satu guru di sekolah tersebut.

M. Husin, selaku Ketua LSM di Lampung Timur meminta agar dapat bertemu dengan bendahara sekolah jika kepala sekolahnya tidak ada. Namun, sama saja, bendahara juga tidak ada. “Kalau bendahara ada pak, tapi sekarang gak tau kemana,” ucap guru itu.

Kepada awak media, selaku pemerhati dunia pendidikan, M. Husin menjelaskan bahwa anggaran perawatan sarana dan prasarana SDN 1 Batu Badak tahun anggaran 2019-2023 itu mencapai ratusan juta rupiah dan perlu di awasi.” jelasnya.

Seharusnya kata Husin, kepala sekolah dan bendahara sekolah tak usah takut kedatangan LSM atau wartawan. Sebab kedatangan keduanya di sekolah bukan selaku tim audit keuangan, tapi hanya sekedar ingin klarifikasi terkait anggaran dari pemerintah pusat.” ungkap Husin.

“Jadi kedatangan LSM dan wartawan ke sekolah tidak perlu dihindari. Temui dan jawab pertanyaan nya, karena sudah sewajarnya dan itu memang tugas mereka dana BOS itu uang Negara bukan uang warisan nenenek moyang jadi harus direalisasikan tepat sasaran dan tepat guna,” tegas Husin.

(Samsi/Red).

banner banner banner banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *