Berita  

Kecelakaan Tambang di Air Kantung Sungailiat, Pekerja Meninggal Dunia Setelah Tiga Hari Dirawat

Sungailiat – Kecelakaan kerja kembali terjadi di sektor pertambangan timah di wilayah perairan Air Kantung, Sungailiat, Kabupaten Bangka. Seorang pekerja tambang, Andre Susila, yang bekerja di bawah naungan CV Pelangi Berkat, dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami insiden fatal di ponton isap produksi (PIP) yang beroperasi di kawasan tersebut.

Kecelakaan terjadi pada Sabtu (5/10/2024), ketika Andre terlibat dalam aktivitas rutin penambangan di atas ponton jenis Tower. Menurut keterangan dari rekan kerja di lapangan, tubuh korban tersangkut pada gelendong mesin Gear Box yang ada di atas ponton. Sejumlah saksi mata menyebutkan bahwa sebagian tubuh Andre terlilit mesin tersebut, menyebabkan dia tidak bisa bergerak dan terluka parah.

“Awalnya korban terlihat masih bernafas, tapi kondisinya sangat kritis. Rekan-rekan sesama pekerja langsung berusaha menyelamatkan korban dan berhasil melepaskannya dari mesin,” kata salah seorang saksi yang enggan disebutkan namanya.

Setelah terlepas dari lilitan mesin, korban segera dilarikan ke rumah sakit di Kota Sungailiat. Meskipun mendapat perawatan intensif selama tiga hari, nyawa Andre tidak dapat diselamatkan. Pada Selasa (8/10/2024), menjelang subuh, Andre meninggal dunia.

Peran Perusahaan dan Investigasi Kecelakaan

Kecelakaan ini memicu pertanyaan mengenai keselamatan kerja (K3) di sektor pertambangan. Andre Susila diketahui bekerja di bawah perusahaan CV Pelangi Berkat, yang merupakan mitra dari PT Timah. Beberapa pihak menuding bahwa kelalaian dalam penerapan standar keselamatan menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan tersebut.

“Sistem keselamatan kerja (K3) harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama bagi perusahaan mitra PT Timah. Kelalaian semacam ini bisa berdampak fatal bagi pekerja tambang, seperti yang terjadi pada Andre,” ujar salah seorang warga setempat yang mengetahui kejadian tersebut.

Warga setempat juga menyebutkan bahwa pemilik ponton PIP tersebut adalah seorang pengusaha lokal bernama Alek, dan mereka mendesak pihak PT Timah untuk ikut bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi di wilayah IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang dikelola oleh CV Pelangi Berkat.

Hingga berita ini ditulis, pihak CV Pelangi Berkat dan PT Timah belum memberikan pernyataan resmi terkait kecelakaan tersebut. Awak media telah mencoba menghubungi pihak perusahaan, namun belum mendapatkan tanggapan. Sementara itu, masyarakat berharap adanya penjelasan dan tindakan konkret dari pihak-pihak terkait untuk mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang.

Setelah meninggal dunia, jenazah Andre Susila dibawa pulang ke kampung halamannya di Palembang. Keluarga korban dilaporkan sangat terpukul atas kejadian ini, terutama karena Andre adalah salah satu tulang punggung keluarga. Keluarga berharap pihak perusahaan bertanggung jawab penuh atas insiden ini dan memberikan dukungan kepada mereka.

banner banner banner banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *