Tidak dilibatkan dalam publikasi acara SRGF 2024 media lokal boikot liputan.

OKU Selatan,Buktipetunjuk.idPerhelatan akbar Sriwijaya Ranau Grand Fondo (SRGF) yang biasanya berlangsung meriah di OKU Selatan, kali ini tampak sangat berbeda. Grand Fondo 2024 yang merupakan ajang balap sepeda berkelas nasional dengan misi untuk promosi wisata Danau Ranau serta akomodasi oleh pemerintah provinsi tersebut mengalami penurunan jumlah pengunjung, dan partisipasi dari para peserta sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan dari masyarakat dan pelaku industri pariwisata.

Meski didukung penuh oleh Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) dan pemerintah provinsi, acara ini terlihat sepi dari peserta dan pengunjung. Hanya terlihat peserta dan panitia acara yang meramaikan lokasi, sedangkan jumlah pengunjung umum bisa hitungan jari, tentu hal ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana Grand Fondo selalu dipenuhi oleh masyarakat yang antusias. Sabtu 10 Agustus 2024.

Salah satu faktor yang memicu keprihatinan adalah minimnya kehadiran media lokal dari kabupaten OKU Selatan itu sendiri. Berdasarkan informasi yang diterima, dari jauh-hari media dan organisasi yang menaungi berbagai media yang ada di kabupaten OKU Selatan yang berbatasan dengan kabupaten Lampung Barat tersebut tidak pernah dilibatkan dalam persiapan menuju hari H perhelatan acara SRGF itu sendiri, juga akibat kurangnya perhatian pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten melalui dinas pariwisata yang menjadi tolak ukur suksesnya acara tersebut.

Mirisnya di SRGF tahun 2024 ini tidak tersedia dana transportasi bagi media lokal untuk meliput acara tersebut. Padahal, diketahui anggaran acara sangat besar dan selalu disediakan setiap tahunnya. Tentunya memungkinkan puluhan media lokal dan para kuli tinta untuk berperan aktif dalam meliput dan mempromosikan acara itu sebelumnya. Tapi di pihak lain, terlihat mondar-mandir di lapangan beberapa media dari provinsi yang difasilitasi untuk meliput acara yang sepi peserta dan pengunjung tersebut.

Ahh..kalo sekedar kaos tipis begini,di teras pasar juga banyak,” celetuk seorang jurnalis kecewa.

Ketiadaan wartawan lokal yang meliput acara SRGF tidak hanya berdampak pada promosi acara, tetapi juga mengurangi visibilitas SRGF di mata masyarakat OKU Selatan. Banyak pihak yang mempertanyakan mengapa alokasi dana bagi media lokal tidak diperhatikan dan direalisasikan tahun ini, mengingat pentingnya peran para media dalam publikasi untuk menjangkau audiens setempat dan luar daerah.

“Sangat disayangkan melihat acara yang biasanya ramai, kini sepi pengunjung. Ini menjadi evaluasi penting bagi pemerintah provinsi dan penyelenggara untuk mempertimbangkan kembali strategi yang digunakan dalam mempersiapkan acara-acara besar di masa mendatang,” ujar salah satu pengunjung yang enggan disebutkan namanya.

Situasi ini memicu harapan agar Gran Fondo dapat kembali menjadi acara yang dinanti-nantikan oleh masyarakat dengan melibatkan lebih banyak pihak lokal, termasuk media, untuk memastikan acara tersebut berjalan sukses dan meriah seperti sebelumnya.

 

(Red).

banner banner banner banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *