Sukabumi, Buktipetunjuk.id — Puluhan warga RT 01/ RW 2 Kampung Cikiwul, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diduga keracunan massal.
Hingga pukul 20.00 WIB malam ini, jumlah korban yang mengalami gejala keracunan makanan seperti, pusing, mual, muntah dan sakit perut mencapai 49 orang, Selasa (04/06/2024).
30 personil diturunkan di lokasi KLB (Kejadian Luar Biasa) ini melibatkan unsur Pemdes dan Muspika Cibadak serta unsur terkait lainnya.
Dugaan sementara, penyebab keracunan massal ini adalah hidangan yang disajikan dalam sebuah acara hajatan di wilayah tersebut.
“Pada hari Minggu (02/05) sore kemarin ada yang tasyakuran, hajatan sebelum acara pernikahan, dan warga kondangan. Nah mulai Senin dini hari warga merasakan gejala pusing, mual, muntah, saki perut dan BAB hingga saat ini korban ada 49 orang,” jelas Abeng Baenuri, Kades Sekarwangi, di lokasi kejadian, Selasa (04/06).
Untuk mengetahui serta memastikan penyebab dugaan keracunan massal ini, Anggota Reskrim Polsek Cibadak, Polres Sukabumi, mengambil sampel makanan.
Bripka Rijal mengambil sejumlah sampel makanan dari rumah Ibu Ningrum selaku pihak yang mengadakan hajatan.
Dari hasil keterangan tuan rumah hajat, Rijal menyebut hidangan yang disajikan sebagian dimasak di rumah sebagian beli di Pasar Cibadak.
“Bahan bahan yang dimasak di rumah adalah, sambal goreng, nasi, opor ayam, bihun. Dan ada kue yang beli di pasar yaitu, wajit, kue Ali, dan bolu kukus,” ungkap Rijal
“Kita akan uji lab, sampel sampel makanan ini,” sambung Dia.
Disinggung terkait jumlah korban, Rijal menyebut jika korban keracunan massal masih berpotensi bertambah
Dugaan awal yang ikut hadir di acara itu sekitar 60 orang, sekarang yang sudah terdata keracunan ada 49, ya ada kemungkinan korban bisa bertambah,” ungkap Rijal.
Potensi bertambahnya korban juga dibenarkan Abeng Baenuri, mengingat sebagian tamu yang ikut hadir dalam acara syukuran itu tidak hanya berasal dari Kampung Cikiwul.
Satu lokasi lagi belum terdeteksi di RT 04/RW 01 Kampung Limus Nunggal, korban keracunan belum terdata,” pungkasnya.
(Jbl).