DPC JMI Kota Bandar Lampung Apresiasi Cepat Tanggap Wali Kota Eva Dwiana Terkait Polemik Pembangunan Jembatan Cendana

Bandar Lampung,Buktipetunjuk.id
Langkah cepat dan ketegasan Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, dalam merespons terkait polemik pembangunan Jembatan Cendana di Kelurahan Rajabasa Raya, mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jurnalis Maestro Indonesia (JMI) Kota Bandar Lampung, yang menilai tindakan nyata dari Wali Kota menjadi cerminan kepemimpinan daerah yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan menjaga harmoni sosial di tengah proses pembangunan.

Polemik yang sempat memanas di kawasan Glora Persada, Rajabasa, kini mereda setelah Wali Kota turun langsung meninjau lokasi dan berdialog terbuka dengan warga. Eva Dwiana tidak hanya mendengar aspirasi masyarakat, tetapi juga segera memerintahkan langkah korektif di lapangan. Dengan tegas, ia meminta agar bagian jembatan yang menjorok ke aliran sungai dibongkar dan posisi pondasi dimundurkan sekitar 1,4 meter, demi mengembalikan lebar aliran air sebagaimana kondisi awal.

Menurut Ketua DPC JMI Bandar Lampung Haryadi, langkah cepat ini menunjukkan bagaimana seorang kepala daerah mampu menyeimbangkan kepentingan pembangunan infrastruktur dengan kelestarian lingkungan dan kenyamanan masyarakat. “Kecepatan bertindak dan ketegasan Wali Kota Eva Dwiana adalah contoh nyata dari pemimpin daerah yang peka terhadap aspirasi warganya. Inilah esensi dari pemerintahan yang benar-benar hadir di tengah rakyat,” demikian pernyataan resmi dari DPC JMI Kota Bandar Lampung.

Kami dari DPC JMI Kota Bandar Lampung menilai, kehadiran langsung Wali Kota di lokasi sengketa proyek menjadi sinyal kuat bahwa kepemimpinan tidak hanya sebatas meja rapat dan laporan administratif. Eva Dwiana memilih untuk turun tangan sendiri, meninjau, berdialog, dan mengambil keputusan di tempat. Gaya kepemimpinan seperti ini, menurut kami dari Organisasi JMI, sangat dibutuhkan dalam konteks pemerintahan modern yang menuntut respons cepat, transparan, dan humanis,” ungkap Haryadi.

Sikap terbuka Wali Kota dalam mendengarkan keluhan warga pun berbuah apresiasi luas. Warga Glora Persada yang semula keberatan kini justru memberikan dukungan penuh.
“Bu Wali cepat tanggap, langsung datang dan memutuskan solusi yang adil. Kami sangat berterima kasih,” ujar Hamzah (59), salah satu tokoh masyarakat setempat. Sementara Rio, tokoh muda Glora Persada, menambahkan bahwa keputusan Wali Kota membuktikan pentingnya dialog dalam setiap proses pembangunan. “Pemerintah yang mau mendengar rakyatnya akan melahirkan kebijakan yang berkelanjutan dan diterima semua pihak,” katanya.

Proyek jembatan yang sempat menuai protes itu sebelumnya dikerjakan oleh CV. B Tree dengan pengawasan CV. Jasa Teknik Konsultan, menggunakan dana APBD Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran 2025 senilai Rp618,5 juta. Warga menilai pembangunan awal jembatan berpotensi mempersempit aliran sungai dan meningkatkan risiko banjir. Namun berkat langkah cepat Wali Kota, desain proyek kini disesuaikan agar fungsi sungai tetap terjaga.

Dengan terselesaikannya polemik ini, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah kota kembali menguat. DPC JMI Bandar Lampung menilai, apa yang dilakukan Wali Kota Eva Dwiana bukan hanya penyelesaian teknis, tetapi juga pemulihan sosial dan moral di tengah masyarakat. Keberanian mengambil keputusan cepat di lapangan adalah bukti kepemimpinan yang matang, berorientasi pada solusi, dan berpihak pada rakyat.

“Langkah nyata seperti ini layak menjadi contoh nasional. Bahwa pembangunan bisa berjalan tanpa harus mengorbankan kepercayaan publik. Bahwa keberpihakan kepada rakyat tidak menghambat kemajuan, justru memperkuat fondasi pembangunan itu sendiri,” tulis ketua DPC JMI Kota Bandar Lampung dalam siaran persnya.

Kini, setelah keputusan korektif dijalankan, warga berharap pembangunan jembatan di Jalan Cendana dapat selesai tepat waktu dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan keselamatan masyarakat. Dukungan warga Glora Persada menjadi bukti bahwa komunikasi dua arah antara pemerintah dan rakyat adalah kunci keberhasilan pembangunan daerah.

Eva Dwiana pun menegaskan bahwa pemerintah kota akan selalu terbuka terhadap masukan masyarakat. “Pembangunan harus membawa manfaat bagi masyarakat,” tandasnya. (Red/*)

banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *