Uang Penjualan Sapi Ketahanan Pangan Desa Pasir Salam Diduga Ada Permainan Kades Dan Bandar Sapi

Foto Ilustrasi Sapi.

Tasikmalaya,Buktipetunjuk.id Salah satu upaya dan tujuan utama desa membeli sapi dari dana ketahanan pangan adalah untuk meningkatkan ketersediaan pangan hewani, khususnya daging sapi, di desa tersebut. Selain itu, pembelian sapi juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa melalui penjualan sapi atau produk turunannya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Tapi lain halnya yang terjadi di desa Pasir Dalam kecamatan Mangunreja kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Pembelian beberapa ekor sapi dari dana ketahanan pangan yang bersumber dari dana desa tahun 2022, yang di berikan kepada enam kelompok di enam kedusunan desa pasir salam yakni kedusunan Pasir Salam dua ekor, kedusunan Sanggali dua ekor , kedusunan Barukai dua ekor, kedusunan Cibogor dua ekor, kedusunan Cikeler dua ekor dan kedusunan Sukalebar dua ekor di duga beberapa kelompok di beberapa kedusunan telah menjual sapi-sapi tersebut dan tidak di belikan sapi kembali. Diduga uang hasil penjualan belasan sapi masuk kantong oknum yang tidak bertanggung jawab

Benar pak, di desa Pasir Salam ada enam kedusunan, ada enam kelompok penerima bantuan sapi, adapun bantuan sapi tersebut sebanyak dua ekor per kelompok di satu kedusunan, salah satunya di dusun Pasir Salam yang awalnya ada dua ekor sapi, sekarang tinggal satu,katanya sih di jual sama bandar sapi orang cikeusal dengan inisial (A), tapi sampai saat ini hampir satu tahun lebih belum ada pembelian sapi kembali.” ujar warga yang tidak mau di publikasikan namanya.

Senada di sampaikan inisal (U), benar pak saya yang ngurus satu ekor sapi selama 10 bulan, di jual dengan harga Rp 13.500.000 ke bandar sapi inisal (A) orang Cikeusal, saya hanya di beri uang hasil penjualan sapi tersebut Rp 2.000.000, mungkin bersihnya Rp 1.600.000, karna yang Rp 400.000 buat kewajiban ke desa dan pembelian obat-obatan ternak, serta buat ongkos ojeg ke bandar sapi di Cikeusal karna uang hasil penjualan tersebut tidak di anterin, harus saya yang datang ke bandar sapi tersebut.

Lebih lanjut (U) mengatakan, saya kecewa pak, memelihara sapi tersebut, karna tidak sesuai komitmen awal, dulu komitmen bagi hasilnya 70 ke yang ngurus, 30 ke desa, tapi faktanya 50/50, itupun kotor, yang jadi pertanyaan saya, kenapa uang hasil penjualan sapi tersebut belum di belikan lagi sampai saat ini kurang lebih satu thun satengah lah, saking kelamaan saya nunggu, kandang sapinya pun saya jadikan rumah aja, emang. Awalnya itu rumah trus di jadikan kandang sapi, sekarang sapinya gak ada, ya saya jadikan rumah lagi pak.” ujar U. Rabu (09/07/2025)

Demi melengkapi pemberitaan kami. Media Buktipetunjuk.id menyambangi Kantor Desa Pasir Salam, tapi di perjalanan tepatnya di Kedusunan Sanggali kami bertemu (AP) selaku Kepala Dusun Sanggali, (AP) menyampaikan, benar pak ada enam kedusunan di Desa Pasir Salam telah mendapatkan 12 ekor sapi, perkedusunan di kasih jatah 2 ekor sapi, termasuk di kedusunan Sanggali itu dua ekor, yang saya tau di kedusunan Barukai pun sama dapat jatah dua ekor, di kedusunan Cibogo juga dua ekor.
Adapun laporan warga yang diduga sapi-sapi tersebut tidak ada, itu memang benar pak, kalau tidak salah 5 ekor sapi di tiga kedusunan, yakni kedusunan Sanggali, kedusunan Barukai dan kedusunan Cibogor, lima ekor sapi tersebut di jual ke bandar sapi inisial (A) orang Cikeusal, sampai saat ini uang hasil dari penjualan tersebut belum di belanjakan sapi lagi, sudah hampir satu tahun, terkait harga sapi kami selaku kepala dusun tidak mengetahui, karna sapi-sapi tersebut diantar langsung ke tiap kedusunan oleh (A) selaku bandar sapi, atas perintah pak (KW) Pasir Salam.” katanya, kalau pingin lebih jelas lagi, datang saja ke Kantor Desa pak, mungpung pada ngumpul semua perangkat Desa lagi ada acara Muharram.” katanya

Setibanya dikantor desa kami dihadapkan. Dengan beberapa kepala dusun, yakni kepala dusun, Pasir Salam, kepala dusun Cibogo, kepala dusun Cikeler, kepala dusun Sukalebar dan kaur kesra serta sekretaris desa, beberapa kadus menyampaikan bahwa terkait sapi itu bukan tidak ada, tapi sapi tersebut di jual kepada (A) selaku bandar sapi, itu atas arahan pak KW sudah satu tahu lamanya belum ada gantinya, kami para kepala dusun sudah beberapa kali mencoba mendatangi kediaman pak A untuk menagih uang sapi tersebut, tapi hasilnya sudah tidak ada kepastian, malah ada keuntungan Rp 1.500.000 kurang lebih masih di pak (A) belum diambil, untuk sapi di kedusunan Cikeler dan kedusunan Sukalebar sebanyak 4 ekor itu di jual, uangnya ada tapi belum di belanjakan sapi lagi.” kata salah satu Kadus.

Justru kami para kepala dusun takutnya dituduh ngambil uang sapi tersebut, padahal kami adalah korban korban dari Pak (A) selaku bandar sapi dari Cikeusal, A bilang entar dikirim sapinya, tapi kami tunggu-tunggu sapinya tidak dikirim, tidak ada sampai saat ini. Ya kurang lebih 1 tahunan lah kami pun tidak tahu dengan harga sapi-sapi tersebut karena kami tidak dilibatkan dalam pembelian sapi-sapi tersebut, dan perlu diketahui bandar sapi berinisial A ini ternyata masalahnya bukan dengan desa Pasir Salam saja ternyata ada beberapa desa lain juga yang menjadi korban dari (A) bandar sapi.

Tapi menurut beberapa pengurus bahwa sapi yang dibeli oleh Paku dari bandar sapi yang bernama (A) itu diperkirakan harga sapi tersebut ada yang Rp 8 juta ada yang Rp 9 juta ada yang Rp 10 juta itu tergantung sapinya tapi kami tidak tahu persis berapa pembelian sapi tersebut kami hanya menerima dan selaku kepala dusun dan kami melimpahkan itu ke warga yang mau mengurus sapi tersebut dan memelihara sapi tersebut.” jelas salah satu Kadus.

Di tempat yang sama sekdes Pasir Salam menyampaikan di Tahun 2022 kami menganggarkan dana desa untuk ketahanan pangan nabati Rp 24.000.000 dan untuk ketahanan pangan hewani Rp. 217.848.000 di perkirakan pembelian satu ekor sapi sekitar Rp 18.000.000 belum termasuk pajak, temui aja pak (KW) selalu kepala desa di rumahnya, komunikasi saja langsung, meski sekarang pak (KW) dalam keadaan sakit struk ringan, kalau hanya sebatas ngobrol masih nyambung.” kata Sekdes

Tidak berselang lama kami pun menyambangi kediaman Kepala Desa Pasir Salam, Benar apa yang disampaikan Pak sekdes tibanya di kediamannya Pak KW, kami melihat kondisi pak KW yang sangat memperihatinkan. Kami pun tidak jadi konfirmasi terkait sapi-sapi tersebut berhubung kondisi pak (KW) saat ini. Kamis 10/07/2025 sangat memperihatinkan. Setelah berita ini di terbitkan kepala desa dan inisal (A) selaku bandar sapi belum terkonfirmasi.(Bersambung)

(AS/Tim).

banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *